Nikmatilah Kenyataan Takdir Apa Adanya Kehidupan
Ketika kau duduk manis, melotot mengangkang setengah mengangap melongo depan layar televisi atau pinggiran trotoar.
.
Kau terperangah menyaksikan banyolan keindahan, bola yang dilempar atau dipukul-tendang, mesin yang meraung berputar-putar saling berkejaran.
.
Nikmatilah kenyataan bahwa kau sekedar obyek dari segala yang terjadi. Matamu, telingamu, teriakanmu, bahkan pikiran dan otakmu yang semua diarahkan oleh sesuatu yang ada di luar tubuhmu.
.
Nikmatilah kenyataan bahwa ternyata kau hanyalah sekedar korban dari komersialisme dan sindikasi kapitalisme korporasi dalam usaha mereka mewujudkan diri menjadi Ya'juj-Ma'juj sebagai bagian dari kepanitiaan menyambut datangnya Dajjal.
.
Dan kau pun memakan tanah, pepohonan, batu, semen, emas. Kau meminum air tanah, menguras laut, dan menghisap saudaramu. Kau diakali tanpa sadar, dan kau berusaha mengakali sesamamu. Dengan sangat sadar kau bilang dirimu manusia, dan ini manusiawi.
.
Nikmatilah kenyataan bahwa kita menjelang titik penghancuran yang kita buat sendiri...
.
Kau terperangah menyaksikan banyolan keindahan, bola yang dilempar atau dipukul-tendang, mesin yang meraung berputar-putar saling berkejaran.
.
Nikmatilah kenyataan bahwa kau sekedar obyek dari segala yang terjadi. Matamu, telingamu, teriakanmu, bahkan pikiran dan otakmu yang semua diarahkan oleh sesuatu yang ada di luar tubuhmu.
.
Nikmatilah kenyataan bahwa ternyata kau hanyalah sekedar korban dari komersialisme dan sindikasi kapitalisme korporasi dalam usaha mereka mewujudkan diri menjadi Ya'juj-Ma'juj sebagai bagian dari kepanitiaan menyambut datangnya Dajjal.
.
Dan kau pun memakan tanah, pepohonan, batu, semen, emas. Kau meminum air tanah, menguras laut, dan menghisap saudaramu. Kau diakali tanpa sadar, dan kau berusaha mengakali sesamamu. Dengan sangat sadar kau bilang dirimu manusia, dan ini manusiawi.
.
Nikmatilah kenyataan bahwa kita menjelang titik penghancuran yang kita buat sendiri...
CR: Arief Bona







0 comments:
Post a Comment